Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748
Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702
Tingginya Polusi Udara, Siapakah yang Bertanggung Jawab?
Kini sudah tidak bisa disembunyikan lagi data tingginya polusi udara di Indonesia. Media luar sudah memberitakannya ke berbagai wilayah dan tentu saja dunia sudah mengetahuinya.
Bahkan Jakarta sebagai pusat peradaban masyarakat modern Indonesia sekarang, menempati posisi teratas dalam tingkat polusi tertinggi dunia, tentu ini bukan suatu prestasi tapi aib.
Bisa masuk ke peringkat atas tapi malah mendapatkan peringkat atas hal buruk, siapakah yang harus bertanggung jawab atas hal tersebut? Apakah pabrik tekstil atau semua orang di Indonesia.
Tingginya Polusi Udara di Indonesia
Berbicara mengenai penyebab tentu tidak bisa langsung dipukul rata pada suatu instansi atau organisasi, sebab yang tinggal di Indonesia itu banyak orang dan rata-rata kelakuannya sama saja.
Intinya semua masalah ini bisa terjadi karena kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih minim, dengan menggunakan kendaraan pribadi hanya untuk membeli pulsa seberang jalan.
Atau mungkin membakar sampah yang seharusnya tidak di bakar dan juga menggunakan peralatan elektronik dengan freon berlebihan, membuat tingginya polusi udara makin meningkat pesat.
Lebih jelasnya lagi bisa langsung Anda identifikasi sendiri sesuai dengan data yang berhasil Kami himpun kali ini, tentunya dari referensi sah serta dapat dipertanggung jawabkan kebenaran informasinya.
Penyebab Tingginya Polusi Udara di Indonesia
Langsung saja penyebab utama tidak lain adalah penggunaan kendaraan bermotor mampu menimbulkan asap kotor, tentu ini menjadi urutan pertama dari urutan-urutan lainnya.
- Asap kendaraan bermotor, fakta ini tentu tidak bisa untuk diperdebatkan lagi, penggunaan kendaraan setiap hari oleh jutaan orang tentu bisa menimbulkan polusi secara masif.
- Pembangkit listrik, siapa sangka listrik malah menimbulkan banyak polusi terhadap udara, bahkan menurut data bisa sampai 80% pada energi baru terkenal ramah lingkungan tersebut.
- Asap semua industri, ini merupakan fakta lapangan yang tentu saja tidak bisa dielak, apalagi pada industri yang memang butuh banyak proses produksi berbahan kimia.
- Limbah pertanian juga menyumbang peranannya sendiri dalam membuat tingginya polusi udara di Indonesia, tentu karena amonia yang terbang bebas ke atmosfer bumi.
- Kebakaran hutan yang sedang banyak terjadi entah karena keserakahan manusia untuk terus memaksa alam memberikan cuan, atau mungkin karena efek dari pemanasan global sedang terjadi.
- Aktivitas rumah tangga akan menjadi faktor terakhir yang bisa dibilang akan berakumulasi menjadi penyebab utama jika terus dibiarkan, sebab penggunaan AC yang semakin meningkat pada musim panas, membuat kondisi akan semakin parah.
Semua Orang Menyumbang Dampaknya Masing-masing
Dari penjelasan tersebut, tentu semua orang ikut andil dalam menyumbang dampaknya masing-masing pada tingginya polusi udara di Indonesia, jadi bukan hanya sebatas pada industri saja.
Melainkan lebih kepada semua orang yang tidak sadar akan kesehatan lingkungan serta buminya. Sehingga segala tindakan dilakukan tanpa peduli terhadap nasib tempat tinggal umat manusia.
Untuk mengurangi itu ada beberapa langkah yang bisa dilakukan bersama-sama. Tentunya dengan menyadarkan diri sendiri terhadap pentingnya menjaga lingkungan tetap asri seperti sedia kala.
Misalnya dengan menanam banyak tanaman serta meminimalisir penggunaan parfum kimiawi, tentu akan membuat risiko untuk terjadi hal seperti polusi terhadap udara semakin turun.
Jadi bukan sepenuhnya salah dari industri tekstil saja, melainkan semua pihak ikut andil dan kebetulan secara kasat mata ada kepulan asap yang menjulang tinggi dan membuat stigma masyarakat ke sana.
Semua orang bertanggung jawab atas bumi yang dipijaknya ini. Ketika tingkah lakunya tidak memperdulikan alam, tentu alam akan membalas dengan dampak dari tingginya polusi udara kemudian.