Keunikan Serat Wol dari Rambut Domba dan Karakteristiknya


Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748

Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702

Serat wol paling banyak dimanfaatkan untuk membuat baju hangat yaitu sweater, blazer, jaket hoodie dan sebagainya. Alasannya karena serat ini memiliki sifat yang menghangatkan bagi pemakainya.

Berasal dari bulu hewan lebat seperti domba, kelinci, unta Llama, alpaca, guanaco, vicuna bahkan bisa juga sapi, serat ini dikenal memiliki sifat hangat. Kebutuhan paling banyak tentu saja di Negara subtropis yang memiliki musim dingin.

Namun kini, ditunjang dengan teknologi, pengolahan wol bisa dipakai untuk berbagai tipe pakaian dan produk lainnya. Kebutuhannya menyebar ke seluruh penjuru dunia. Wol sendiri memiliki karakteristik dan sejarah perkembangan yang unik.

Karakteristik Unik Serat Wol Rambut Domba

Wol memiliki karakteristik unik yang tidak bisa digantikan oleh bahan lain. Dihasilkan dari serat biologis kompleks yang terbentuk secara alami. Didalamnya terdapat susunan protein, menghasilkan sifat fleksibilitas serta kualitas sangat baik.

Lakumas memanfaatkan serat ini sebagai salah satu bahan benang berkualitasnya. Struktur fisika yang kompleks menghasilkan tekstur benang tidak halus jika dilihat menggunakan mikroskop. Hal ini terjadi karena adanya kutikula tumpang tindih pada permukaannya.

Jika dilihat secara seksama, permukaan benang seperti bersisik. Namun ini adalah karakteristik dari serat ini yang sekaligus jadi kelebihannya. Sisik-sisik tersebut memiliki fungsi untuk melindungi bahan dari kotoran seperti debu.

Dengan kata lain, pakaian yang dibuat menggunakan bahan wol tidak akan mudah kotor karena debu. Selain itu, bahannya memiliki pori-pori yang cukup besar sehingga memungkinkan untuk adanya sirkulasi udara.

Hal ini menjadi alasan mengapa saat ini di Negara yang tidak memiliki musim dingin juga banyak memanfaatkannya sebagai pakaian. Sebab dengan ketebalan tertentu, tetap nyaman digunakan meski siang hari.

Permukaannya halus dan lembut menghindarkan dari risiko iritasi. Tidak heran jika banyak dimanfaatkan untuk pembuatan pakaian dan fashion item untuk anak. Seperti baju hangat, topi, kaos kaki, sarung tangan bayi.

Perkembangan Wol Sejak Zaman Renaissance sampai Sekarang

Wol sebagai serat alami yang dihasilkan dari bulu hewan sangat unik. Memiliki sejarah panjang hingga dikenal secara luas seperti saat ini. Pada zaman Renaissance, perdagangan domba sangat masif di Spanyol.

Hingga pada masa itu dikeluarkan larangan untuk menjual domba keluar negeri. Ini terjadi antara abad ke 15 sampai 18. Spanyol sendiri memiliki jenis domba berkualitas yaitu Merino. Larangan ekspor domba kemudian dicabut pada tahun 1777, domba Merino mulai dikembangbiakkan.

Peternakan Merino secara selektif di Negara-negara yang memiliki iklim sama, sehingga menghasilkan serat dengan kualitas terbaik. Namun demikian, harganya masih terbilang mahal hingga banyak dibuat alternatifnya sejak abad ke 20.

Sejak tahun 1960, industri tekstil mulai melirik serat lebih murah yaitu dengan menanam kapas dan mengembangbiakkan sapi. Hingga kini bahkan dengan bantuan teknologi, semakin mudah menghasilkan benang kompetitornya yaitu dari serat sintetis.

Namun demikian, permintaan terhadap benang atau kain wol masih terus ada. Pemanfaatannya bukan lagi sebagai baju hanta namun lebih beragam. Terutama bagi para penggemar dan pengkoleksi, wol masih memiliki nilai eksklusif.

Terbukti dengan adanya jenis wol vicuna yang terkenal sangat mahal harganya. Karakteristik khasnya tidak tergantikan karena berasal dari bulu hewan yang kembangbiakkan secara alami di habitatnya.

Serat yang dihasilkan berkualitas karena tidak ada campuran bahan kimia. Selain itu teksturnya juga memiliki ciri khas dan tidak bisa ditandingi oleh sintetis atau serat lain. Di daerah tropis seperti Indonesia serat wol sendiri dimanfaatkan juga untuk kerajinan selain untuk tekstil.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *