4 Tahap Produksi dari Benang hingga Menjadi Pakaian


Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748

Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702

4 Tahap Produksi dari Benang hingga Menjadi Pakaian

Kebanyakan orang mungkin belum mengetahui bagaimana tahapan pembuatan pakaian yang digunakannya. Seperti kemeja atau T-shirt yang dipakai tidak selesai dalam satu tahapan pembuatan saja.

Ada banyak tahapan harus dilalui sebelum menjadi pakaian yang dikenakan. Mulai dari tahapan pembuatan benang, pemintalan, pembuatan desain, pewarnaan, jahit, dan seterusnya hingga bisa digunakan sebagai penutup tubuh.

Maka dari itu, untuk Anda yang belum tahu apa saja tahapan produksi pakaian hingga bisa digunakan, berikut ini kami memiliki informasi 4 tahapannya.

4 Tahapan Produksi Pakaian Jadi dari Benang

Secara ringkas ada 4 tahapan yang harus dilalui untuk bisa menghasilkan pakaian jadi mulai dari bahan bakunya, yaitu benang. Berikut adalah tahapan-tahapan tersebut:

  1. Spinning atau Pemintalan

Langkah pertama adalah penyediaan bahan baku misalnya rayon atau polyster yang diproses untuk menjadi benang. Pertama-tama bahan utama yaitu kapas akan dipintal untuk dijadikan sehelai benang sehingga dapat ditenun menjadi kain.

Proses ini dimulai dengan menarik serat dari kapas, lalu memberi antihan, dan penggulungan benang dalam bentuk cop. Ini adalah tahapan paling awal dan cukup memakan waktu, apalagi jika dilakukan secara tradisional.

Dilanjutkan dengan menggulung helaian benang dari tahapan pemintalan disebut soft winder. Sehingga benang-benang kemudian berbentuk gulungan agar tidak mudah kusut serta mudah dipindahkan.

  1. Weaving atau Penenunan

Lanjut ke proses penenunan, di mana benang-benar yang ditenun akan dibentuk menjadi anyaman-anyaman sesuai dengan mesin tenunnya. Tahap penenunan dapat menggunakan alat tradisional dengan tenaga manusia atau mesin modern.

Biasanya penenunan dengan mesin bisa berlangsung dalam waktu singkat. Namun, penenunan menggunakan alat tradisional dinilai lebih baik hasilnya, tapi waktu kerja cenderung lebih lama sehingga harga lebih mahal.

Setelah penenunan selesai kain-kain hasil tenun berupa kain mentah atau kain grey, akan diperiksa satu persatu apakah ada kotoran atau noda. Jika terdapat noda akan dihilangkan dengan teknik penggosokan.

  1. Dyeing atau Pewarnaan

Apabila sudah melewati pengecekan dan perawatan, lanjut ke tahap pewarnaan. Pada tahapan ini, kain-kain akan diberikan warna sesuai dengan kebutuhan. Bisa juga diberikan desain tertentu ke permukaan kain.

Proses pewarnaan biasanya dilakukan dengan teknik celup. Jadi, kain grey akan dicelupkan ke pewarna dan dibiarkan hingga warna meresap, lalu diangkat dan ditiriskan. Proses pewarnaan bisa memakan waktu beberapa jam atau hari,

Tergantung dari jenis kain serta pewarna yang digunakan. Akan tetapi, apabila perendaman dilakukan melebihi waktunya, bisa membuat kain cepat rapuh sehingga harus dilaksanakan sesuai waktu sesuai bahan yang digunakan.

  1. Garment Manufacturing atau Penjahitan

Tahapan terakhir yaitu masuk ke perusahaan garmen. Setelah menjadi kain siap pakai, maka selanjutnya pabrik konveksi akan melanjutkan proses penjahitan. Di mana perusahaan garmen akan menentukan desain pakaian yang dibuat.

Bisa juga proses penjahitan dilakukan oleh orang perorangan yang membuka jasa jahit. Untuk konveksi biasanya kebutuhan lebih besar dan banyak. Proses pembuatan pakaian dimulai dengan desain atau pola pakaian.

Kemudian dilanjutkan proses pemotongan dan masuk pada tahapan penjahitan atau penggabungan hasil potongan kain sesuai pola. Setelah proses jahit selesai, masuk pada tahapan pemangkasan, yaitu merapikan benang atau kain setelah proses jahit.

Di bagian ini juga dilakukan pemeriksaan kualitas hasil jahitan apakah memenuhi standar atau tidak. Apabila tidak masuk standar maka akan masuk ke kategori barang cacat. Jika memenuhi standar masuk ke tahapan pengemasan atau packing.

Pembuatan pakaian yang Anda pakai sekarang telah melalui proses panjang, mulai dari pemintalan benang sampai ke proses packing. Lalu baru dikirimkan ke berbagai toko dan bisa dibeli pembeli.

Untuk Anda yang mau mulai usaha konveksi harus mengetahui langkah proses tersebut agar benar-benar memahami bisnis dijalankan. Jika perlu bahan-bahan produksi seperti benang, baik benang akrilik, rayon, tencel, maupun ramie, bisa hubungi Lakumas.

Silakan kunjungi laman website untuk mengecek produk-produk dan layanan yang tersedia. Hubungi customer service untuk berkomunikasi langsung dengan admin Lakumas yang melayani pemesanan.

 

Deskripsi: proses produksi setelah bahan dasar menjadi gulungan benang dimulai dari penenunan hingga tahapan penjahitan di pabrik konveksi.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *