Bisnis Tekstil di Tahun 2023 Diprediksi Masih Suram!


Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748

Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702

Bisnis tekstil di Indonesia beberapa tahun terakhir ini memang sedang menurun drastis. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pabrik tekstil yang melakukan PHK besar-besaran hingga gulung tikar.

Hal tersebut sejalan berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data tersebut, selama Agustus 2021 hingga Agustus 2022 terjadi penurunan tenaga kerja di sektor industri tekstil sebanyak 50.000 orang.

Bahkan, di lapangannya jumlah tenaga kerja yang di-PHK dari industri tekstil jauh lebih banyak. Sebab baru-baru ini sudah terjadi PHK masal di berbagai lini industri, dan tekstil menjadi salah satunya.

Penyebab Bisnis Tekstil Mengalami Penurunan

Penyebab utama menurun dan suramnya bisnis tekstil adalah resesi ekonomi yang terjadi hampir di seluruh dunia. Hal ini berdampak lambatnya laju ekonomi berbagai negara, termasuk negara tujuan ekspor tekstil Indonesia.

Kelambatan laju ekonomi ini menyebabkan konsumsi di negara tujuan ekspor semakin rendah. Sehingga, pesanan terhadap produk tekstil semakin menurun dari hari ke hari.

Bahkan, pesanan dari AS dan Jerman yang menjadi tujuan ekspor produk tekstil Indonesia menurun sebesar 20 – 30 persen. Dengan begitu, mau tidak mau perusahaan tekstil harus mengurangi produksi.

Kemungkinan terburuknya adalah jika stok gudang melimpah tapi pasar tidak bisa menampungnya. Maka, perusahaan akan mengalami kerugian besar.

Hal ini yang menyebabkan perusahaan melakukan PHK besar-besaran hingga harus gulung tikar. Resesi ekonomi tidak hanya berdampak pada lambatnya laju ekonomi berbagai negara.

Khususnya untuk industri tekstil, berikut ini adalah dampak lain dari resesi ekonomi yang menyebabkan penurunan industri tekstil:

  1. Harga Kapas Naik

Kapas merupakan bahan baku pembuatan berbagai produk tekstil. Sehingga, perannya sangat penting dalam industri tekstil. Sayangnya, di tahun ini harganya naik secara tajam.

Kenaikan harga kapas dunia di tahun 2022 mencapai 5%. Selama dua tahun terakhir harga kapas memang selalu meningkat. Pada tahun 2020, harga kapas masih di angka US$0,69 per pon.

Kemudian naik menjadi US$0,87 per pon pada tahun 2021. Kenaikan di tahun 2022 tentu tidak dapat dibendung lagi, yang membuat harga kapas menjadi US$0,95 per pon.

Kenaikan ini adalah yang tertinggi selama satu dekade terakhir. Bahkan, kenaikan harga akan terus berlanjut hingga tahun depan. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan pasokan.

Naiknya harga kapas ini merupakan salah satu efek domino dari Covid-19. Hal ini juga diperparah dengan adanya resesi dan dampak domino ekonomi lainnya.

  1. Biaya Energi Listrik Naik

Dalam proses produksi tekstil, tentunya perusahaan memerlukan listrik sebagai sumber energi utamanya. Listrik ini digunakan untuk menjalankan mesin dan berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Rata-rata biaya energi untuk produksi tekstil di Indonesia adalah US$10 sen per kWh. Harga tersebut termasuk tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Misalnya saja Vietnam dan Bangladesh yang rata-ratanya hanya US$ 6 – 7 sen per kWh.

  1. Banyak Produk Impor Masuk

Saat ini banyak sekali produk tekstil dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Khususnya dari negara Asia lain seperti Korea, Cina, hingga Thailand.

Hal tersebut menyebabkan pasar untuk perusahaan lokal semakin terbatas dan tidak menentu. Sehingga, stok gudang semakin banyak dan keuntungan semakin sedikit.

Prediksi Bisnis Tekstil di Tahun 2023

Seperti yang sudah kami jabarkan di atas, bahwa bisnis tekstil di tahun 2022 sedang dalam masa suram. Hal ini tentunya akan berlanjut hingga tahun 2023 mendatang.

Belum lagi prediksi mengenai puncak resesi yang akan terjadi di tahun 2023. Maka dapat dipastikan, akan semakin banyak lagi PHK tenaga kerja industri tekstil dan perusahaan yang gulung tikar.

Artinya, bisnis tekstil akan lebih suram di tahun depan. Jika saat ini Anda sedang merintis bisnis tekstil atau sedang mencoba bertahan, maka segera cari solusi tepat agar tidak terdampak resesi ekonomi.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *