Hadapi Pemilu 2024, Inilah Langkah Parpol dan Kader Menarik Perhatian Rakyat


Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748

Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702

Menuju pemilihan ulang di tahun 2024, mulai bingung mengatur strategi untuk menarik perhatian rakyat. Persiapan dimulai dari kembali mengenalkan visi dan misi hingga melakukan banyak blusukan secara dadakan.

Pemilu merupakan sebuah agenda yang dilakukan sebuah negara dalam kurun waktu tertentu. Indonesia sendiri melakukannya setiap 5 tahun sekali. Umumnya pemilihan dilakukan setelah periode jabatan berakhir.

Selain pemilihan presiden, beberapa jenis pemilu dengan memanfaatkan kader juga dilakukan dalam pemungutan suara. Seperti pada pemilihan bupati, gubernur, bahkan anggota dewan. Oleh karena itu, lantas bagaimana siasat parpol menghadapi pemilu 2024?

Menarik Perhatian Rakyat dengan Pendekatan Visual

Bukan rahasia lagi jika dalam proses pemilihan umum selalu diberlakukan tindakan istimewa untuk menarik perhatian rakyat. Terlebih saat ini progres pengenalan parpol melalui penyampaian visi misi sangat umum dilakukan.

Maraknya anggota politik yang berusaha mengambil simpati masyarakat melalui visi misi. Membuat cara ini sudah tidak begitu efektif. Pasalnya, beberapa orang kurang menyukai dan tidak begitu memahami maksud dan tujuan yang disampaikan.

Langkah terbaru yang memberikan efek terhadap hasil parpol sekarang ini adalah blusukan. Sebab turun ke jalan dan melihat secara langsung keadaan masyarakat. Membuat nilai dan kepedulian terhadap nasib rakyat seolah tertonjolkan.

Padahal, cukup banyak parpol yang melakukan blusukan dengan tujuan menarik perhatian rakyat hanya pada masa pengenalan saja. Selebihnya setelah pengangkatan selesai, kunjungan rutin jarang terjadi. Bahkan, kedekatan Bersama rakyat semakin berkurang.

Selama keadaan pandemi, blusukan jarang terjadi. Kreativitas partai politik lebih banyak diinovasikan dengan kunjungan secara online. Beberapa melakukan panggilan atau live melalui media sosial untuk menyapa masyarakat.

Meski begitu, masih terdapat banyak hal-hal buruk terkait proses pungut suara dalam pemilu. Sebab, sudah bukan menjadi rahasia lagi jika dalam setiap periode pemilihan selalu ada pembagian uang berkala kepada masyarakat.

Tujuannya untuk membeli suara dalam pemilihan. Meskipun jumlahnya tidak seberapa, namun jika dibagikan kepada hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Tentu calon anggota partai politik membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Dalam konsep ini, menarik perhatian rakyat merupakan hal buruk yang masih berkembang di Indonesia. Pemberian uang dengan tujuan mendapatkan suara merupakan salah satu tindakan suap.

Jika tindakan tercela ini sudah dilakukan sejak awal pemilihan. Persentase kecurangan dan yang dapat terjadi setelah pelantikan juga akan semakin besar. Pasalnya, menghabiskan dana begitu banyak, tentu dibutuhkan timbal balik untuk mengganti kerugiannya, bukan?

Memberikan Solusi Terobosan Terhadap Permasalahan Masyarakat

Cara lain yang kerap dilakukan sebuah partai politik dalam menghadapi pemilu yaitu dengan memahami permasalahan untuk menarik perhatian rakyat. Calon anggota akan melakukan riset untuk memberikan solusi maupun terobosan terbaru untuk memecahkannya.

Saat ini permasalahan utama masyarakat adalah pekerjaan, ekonomi, dan juga kesehatan. Melihat hal tersebut, inovasi akan digerakkan dalam bidang yang sama. Namun, meskipun begitu penyelesaian juga tidak bisa dilakukan secara langsung dan dalam waktu yang lama.

Beberapa hanya berlaku sebentar, dan tidak berkelanjutan. Seperti contoh lapangan pekerjaan. Melihat persentase pengangguran di Indonesia saat ini cukup banyak, calon anggota akan membuka banyak lowongan pekerjaan.

Namun, tentu hal tersebut tidak menyelesaikan secara keseluruhan. Pasalnya, jumlah pengangguran jauh lebih besar dibandingkan lapangan yang siap menampung. Permasalahan lain juga berkaitan dengan jenjang pendidikan yang sudah dilalui.

Dalam permasalahan kesehatan, partai politik kerap menyuguhkan solusi dengan pemberian air bersih atau pemberian jamban gratis. Hal ini dilakukan sebab masih banyak daerah yang tidak tidak dapat mengaksesnya secara bebas.

Padahal dua kebutuhan pokok tersebut harus ada di setiap rumah untuk menjamin kesehatan keluarga. Dengan melakukan riset terkait kebutuhan, partai politik menjadi lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga, usaha menarik perhatian rakyat sukses dilakukan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *