Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748
Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702
Sejauh Mata Memandang adalah brand fashion asal Indonesia yang mengusung tema sustainable fashion. Produk dihasilkan berasal dari bahan daur ulang sehingga tidak merusak dan membantu mengurangi limbah produksi.
Belakangan istilah sustainable fashion menjadi perhatian dalam dunia fashion seluruh dunia. Tidak ketinggalan banyak brand lokal telah mengusung tema ini. seiring dengan berjalannya program zero waste bermunculan juga produk ramah lingkungan.
Hal ini dilakukan sebagai salah-satu solusi dari dampak kerusakan lingkungan yang berasal dari limbah pabrik berbagai kebutuhan manusia. Selain itu, kesejahteraan para pekerjanya menjadi hal yang tidak dikesampingkan.
Brand Lokal Tema Sustainable Fashion
Mengikuti tren, brand lokal asal Indonesia ini mengambil tema dengan menghadirkan produk ramah lingkungan.
- Sejauh Mata Memandang
Chitra Subyakto sebagai pemilik Sejauh Mata Memandang men membutuhkanyghadirkan material penggunaan produknya berasal katun, linen dan Tencel. Ini diambil dari proses daur ulang tekstil.
- Zalia Basic
Zalia Basic adalah brand milik Zalora. Koleksi terbarunya mengusung tema ‘Earth’. Pemilihan serat LENZING ECOVERO menjadi bahan utama dalam pakaian sehari-hari ini. Sehingga menciptakan masa depan lebih sehat.
- SARE/Studio
SARE merupakan merk produksi dalam negeri yang menghasilkan produk berupa baju tidur. Menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Austria yakni LENZING, SARE menghadirkan produk yang pastinya tidak mencemari lingkungan.
- Wilsen Willim
LENZING juga menjadi pilihan brand Wilsen WIllim. Material yang dipilih yakni bio degradable yang dibuat dari bubur kertas dengan proses ramah lingkungan.
- Sukkha Citta
Sebagai brand pertama di Indonesia yang menggunakan proses pewarnaan alami, Sukkha Citta mengusung tema sustainable fashion. Merk ini telah berdiri sejak tahun 2016 menggunakan bahan dari pertanian bebas bahan kimia.
- Lanivatti
Nicoline Patricia sebagai pemilik Lanivatti menjalin kerja sama dengan Tencel untuk menghadirkan koleksi ‘Beyond Borders’. Serat selulosa pada pakaian tersebut bisa mengikuti suhu tubuh.
- CottonInk
Koleksi CottonInk diberi nama Patel Whimsical yang berkolaborasi dengan TENCEL sebagai sustainable fashion. Pakaian ini memiliki tampilan cerah dan cocok untuk bersantai dan segala suasana.
- OSEM
OSEM mengolah sisa kain menjadi produk dengan ukuran lebih kecil serta diberikan ke label lain yang membutuhkannya. Brand lokal ini mengusung konsep zero waste.
- Rupahaus
Rupahaus menjalin kerja sama dengan pengrajin yang ada di desa dalam menentukan desain. Bahan yang digunakan dari bahan alami dengan dibuat langsung dengan tangan.
- Imaji Studio
Tidak hanya pakaian, Imaji Studio juga membuat aksesoris menarik yang ramah lingkungan. Desain yang dihadirkan berasal dari budaya khas Indonesia yang berasal dari bahan sisa produksi.
- Cinta Bumi Artisans
Dari namanya saja sudah ditebak bahwa Cinta Bumi Artians menggunakan material untuk produknya dari bahan alam. Busana yang dibuat diambil dari kulit pohon mulberry yang ada di lembah Bada, Sulawesi yang mendukung sustainable fashion.
- KaIND
KaIND sudah bekerja sama dengan Lakumas untuk menghasilkan produk tekstil sustainable Fashion. Produk yang dihasilkan KaIND ini mendukung keberlanjutan dan zero waste. Terdapat koleksi pakaian dari kombinasi batik dan campuran ampas kopi.
Konsep sustainable fashion kian merambah dunia busana pakaian untuk sehari-hari. Ini adalah sebagai suatu usaha dalam menjaga lingkungan. Sejauh Mata Memandang dan 11 brand lokal lainnya telah mengadopsi konsep ini.