Peran Industri Tekstil untuk Mengurangi Efek Perubahan Iklim


Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748

Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702

Aksi peduli lingkungan perlu dilakukan oleh industri tekstil. Sektor ini menempati peringkat kedua sebagai penghasil polusi di alam. Dimana polusi tersebut berdampak pada pemanasan global. Polusi udara yang dihasilkan saat proses produksi memperbesar konsentrasi gas rumah kaca. Menyebabkan suhu bumi meningkat melebihi ambang batas setiap tahunnya. Kondisi ini menjadi pemicu terjadinya bencana alam.

Indonesia menduduki peringkat 10 negara penghasil tekstil. Merupakan eksportir produk pakaian yang berada di peringkat 12 dunia. Dengan kata lain, perannya dalam memperparah emisi karbon cukup besar. Menjadi catatan sendiri bagaimana upaya Indonesia untuk mengurangi efek buruk krisis iklim sesuai komitmen di COP26. Berbagai kebijakan diterapkan untuk industri hulu maupun hilir untuk membuktikan komitmen tersebut.

Peran Industri Hulu dan Hilir Terhadap Resiko Pencemaran Lingkungan

Industri hulu adalah tempat terjadinya proses pembuatan alat-alat kebutuhan pabrik, serta mengolah bahan mentah menjadi setengah jadi. Hasilnya kemudian akan digunakan oleh industri hilir untuk produksi akhir. Dalam dunia tekstil, tidak hanya digunakan bahan anorganik sebagai bahan baku pembuatan pakaian. Namun saat ini lebih banyak digunakan bahan sintetis seperti polyester. Serat benang polyester dihasilkan dari minyak bumi.

Mengikuti sertifikasi proses produksi, penggunaan bahan mentah serta hasil akhir yaitu produk dan hasil buangannya. Ini perlu dilakukan sebagai kontrol terhadap proses yang dilaksanakan dalam industri.

Pengolahan minyak bumi menjadi serat-serat benang membutuhkan bahan bakar dari batu bara. Produksi dalam jumlah banyak, sudah pasti akan menghasilkan pembakaran karbon lebih besar yang berdampak pada lingkungan. Tidak berhenti disitu, proses yang terjadi di industri hilir juga berpotensi menghasilkan limbah. Pengolahan bahan polyester menjadi pakaian jadi juga berdampak pada pencemaran lingkungan air dan tanah.

 

Salah satunya pada proses pewarnaan. Saat ini lebih banyak digunakan pewarna tekstil sintetis yang menghasilkan limbah ke aliran sungai. Menyebabkan ketidakseimbangan pH dan mengancam kehidupan air. Penggunaan benang atau serat kain dari hasil pengolahan minyak bumi mencemari tanah karena tidak mudah terdegradasi. Dibutuhkan waktu ribuan tahun dalam proses penguraiannya. Ini menyebabkan toxic dan mengganggu keseimbangan tanah.

Upaya Industri Tekstil Mengurangi Perubahan Iklim

Demi mengurangi dampak negatif hasil pengolahan industri hulu maupun hilir sektor tekstil, perlu upaya lebih. Sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan, meminimalisir pencemaran menjadi langkah terbaik, seperti berikut ini.

 

  1. Menggunakan bahan baku ramah lingkungan

Mulai mengalihkan penggunaan bahan baku beresiko dan mengganti dengan yang ramah lingkungan. Mudah diurai, tidak meninggalkan residu baik di dalam air maupun tanah. Salah satunya memanfaatkan benang Candimas. Benang ini berasal dari material organik. Diolah dari bahan dasar kayu yang hasil akhirnya nanti dapat terdegradasi dengan cepat dan mudah di alam. Material tencel menyerap pewarna alami lebih baik sehingga tidak perlu pewarna sintetis.

  1. Sertifikasi

 

Memastikannya aman mulai dari awal hingga akhir. Baik bagi lingkungan sekitar maupun konsumen sebagai pengguna produk. Tidak menimbulkan pencemaran atau menyebabkan iritasi.

  1. Pengurangan proses yang menggunakan emisi karbon

Mengurangi emisi karbon dalam proses produksi bahan mentah, alat berat, mesin maupun pengolahan menjadi produk akhir. Misalnya efisiensi energi yang produksinya memanfaatkan bahan bakar batu bara.Mengurangi proses yang melibatkan proses pembakaran bahan bakar fosil. Sebab ini juga menjadi pemicu emisi karbon meningkat dalam konsentrasi tinggi. Sebaliknya, ganti dengan energi bersih dan terbarukan.

Dalam proses industri tekstil, paling tepat Anda menggunakan bahan-bahan organik ramah lingkungan. Anda dapat memilih bahan baku kain dari Lakumas, spesialis serat kain organik berkualitas dan aman bagi lingkungan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *