Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748
Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702
Ketika belajar tatap muka dimulai, ada banyak sektor ekonomi bangkit, salah satunya para penjual seragam dari SD sampai SMA. Namun, sebab virus ini belum berakhir maka pihak sekolah wajib melakukan pengawasan ketat, terutama terhadap anak-anak didik mereka.
Peraturan mengenai aturan protokol kesehatan mesti dijadikan kewajiban demi menanggulangi ancaman virus yang semakin parah. Bila bicara mengenai sektor ekonomi apa saja yang bangkit ketika sekolah secara langsung dimulai, ada banyak sekali jawaban.
Berbagai Sektor Ekonomi yang Membaik Saat Belajar Tatap Muka
Kami akan merangkum secara global, melihatnya dari berbagai aspek sebab ketika kegiatan belajar daring dilaksanakan, dampaknya terasa sekali. Lantas, apa saja aksi yang bisa tingkatkan ekonomi setelah kegiatan belajar langsung dimulai? ini dia:
- Transportasi Umum
Moda transportasi yang semula lumpuh dapat beroperasi kembali, baik itu berbasis offline maupun online. Terutama ketika dibukanya sekolah tatap muka ini saat ajaran baru maka para orang tua murid juga akan membutuhkan transportasi umum tersebut.
Memang menjadi tantangan tersendiri bagi pengemudi karena harus mampu mengondisikan penumpang agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan. Namun, ketegasan ini perlu daripada akhirnya diberhentikan kembali oleh pihak berwenang karena terlalu penuh.
- Kantin Sekolah
Penggunaan pakaian baru ke tempat belajar berkenaan dengan dibukanya kembali kantin sekolah dan rutinitas para penjual kembali normal. Berbagai menu makanan kembali dapat dihidangkan dan orang-orang yang tadinya menganggur sejenak dapat kembali bekerja.
Namun, tentu saja apabila ada sarana makan di tempat, mesti diperhatikan jarak antar kursi agar menghindari kemungkinan terburuk. Intinya pandemi ini belum berakhir, maka patuh terhadap protokol kesehatan itu perlu supaya semua tetap dapat damai mencari rezeki.
- Pedagang Kaki Lima
Selain menu makanan di kantin, biasanya ada juga penjaja makanan di pinggir kampus maupun sekolah. Kegiatan kuliah bisa kembali pulih serta mata pencaharian penjual makanan serta minuman di pangkalan kembali berjalan dengan lancar.
Barangkali mereka menyiasatinya dengan transaksi online selama pandemi belum berakhir. Namun, jika kembali belajar langsung maka penghasilan kembali normal, bahkan lebih banyak karena penjualan dilakukan secara langsung dan juga melalui media online.
- Perlengkapan Belajar
Kegiatan belanja kebutuhan sekolah setiap tahunnya selalu dilakukan, kecuali ketika pandemi melanda. Apabila belajar tatap muka ini kembali diberlakukan maka bukan hanya penjual baju sekolah yang laris manis, namun juga penjual alat tulis, tas, dan perlengkapan lainnya.
Bukan hanya penjual perlengkapan sekolah yang senang, namun anak-anak juga akan merasakan kebahagiaan tersebut. Apalagi setelah sekian lama terkurung jauh dari teman-teman dan guru, akhirnya bisa kembali berkumpul meskipun harus tetap jaga jarak.
Belajar tatap muka juga menjadi keringanan bagi para orang tua. Tidak sedikit keluhan selama ini merasa rumit dan repot mengawasi anak belajar dari rumah.
- Perekonomian Sekolah atau Kampus
Terakhir, potensi meningkatnya ekonomi saat belajar tatap muka dilangsungkan adalah dirasakan oleh lembaga pendidikan itu sendiri. Ketika pandemi menyerang, tidak sedikit lembaga pendidikan yang akhirnya memberikan diskon pembayaran sampai di atas 50%.
Potongan harga tersebut bahkan dianggap belum sepadan oleh beberapa orang tua murid karena menganggap semestinya diskon lebih besar dari itu. Alasannya anak-anak mereka sama sekali tidak menggunakan fasilitas sekolah sehingga bayaran dianggap masih mahal.
Namun, ketika belajar tatap muka dimulai maka pro dan kontra tersebut akan segera berakhir. Orang tua tidak perlu mengawasi ketat saat anak belajar di rumah, sementara sekolah dapat tingkatkan ekonomi melalui pembayaran full dari masing-masing wali murid.