Lakumas Sponsori Seribu Pembatik Pamekasan


Notice: Undefined index: sfsi_plus_mastodonIcon_order in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1748

Notice: Undefined index: sfsi_plus_icons_AddNoopener in /home/u4542783/public_html/clients/lakumas.com/wp-content/plugins/ultimate-social-media-plus/libs/sfsi_widget.php on line 1702

PASAR Batik 17 Agustus Pamekasan Madura Jawa Timur dikukuhkan sebagai pasar batik tulis tradisional terbesar di Indonesia oleh Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Kamis (24/10). Pengukuhan dilakukan oleh Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan Dan Industri Aneka E Ratna Utarianingrum.

Pemerintah mendukung Pasar Batik Nasional Pamekasan
PENGUKUHAN – Pengukuhan pasar batik tulis terbesar di Indonesia oleh pejabat Kemenperin bersama perwakilan Pemprov Jatim.

Hadir Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin, Wakil Bupati Pamekasan Rajae, Gusti Putri dari Puro Pakualaman, dan para perajin batik yang tergabung dalam asosiasi batik dari seluruh Indonesia. Pada acara ini,
PT Laksana Kurnia Mandiri Sejati (Lakumas) memperkenalkan kain mori berbahan serat Tencel sebagai bahan membatik dalam demo batik yang diikuti seribu pembatik.

“Lakumas bersama Lenzing Indonesia mensponsori kain mori untuk bahan batik berbahan dasar serat Tencel untuk seribu pembatik di Pamekasan. Kami memperkenalkan bahan alternatif daripada Sutra untuk Industri Kecil Menengah Batik di Madura,” kata Direktur PT Lakumas Erick Halim dalam siaran pers yang diterima Radar.

Gusti Putri dari Puro Pakualaman bahkan menyatakan tertarik untuk mencoba selendang ATBM dari serat Tencel untuk bisa
dibatik di Jogjakarta. Selendang ATBM tersebut ditenun oleh perajin ATBM Tegal menggunakan benang Lakumas yang diproduksi di Lebaksiu.

“Madura sebagai salah satu sentra produksi batik tulis terbesar
di Indonesia merupakan potensi pasar untuk produk akumas,
terutama batik tulis halusan yang bernilai tinggi,” tambah Erick

Pasar Batik 17 Agustus Pamekasan merupakan pasar batik
tradisional yang berdiri sejak Masyarakat perajin batik
Kabupaten Pamekasan hingga kini berjumlah 6.526 orang, tersebar di 36 sentra batik, dengan 933 unit usaha, terdiri dari para perajin batik tulis serta sebagian pedagang bahan-bahan baku batik dan pedagang alat-alat produksi batik yang dibutuhkan perajin batik setempat.

Kriteria penilaian pemilihan Pasar Batik 17 Agustus Pamekasan sebagai pasar batik tulis tradisional terbesar di Indonesia didasarkan pada data empiris melalui survei langsung dan pengamatan langsung di lapangan, kemudian
diolah secara kuantitatif oleh tim yang dibentuk dari pengurus
Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI).

Hasil penilaian menunjukan Pasar Batik 17 Agustus Pamekasan
sangat layak dikukuhkan sebagai pasar batik tulis tradisional terbesar di Indonesia dengan alasan terutama memiliki
kekuatan menjaga tradisi batik tulis asli yang dikaitkan dengan pola dan ragam hias batik yang diproduksi dan diperdagangkan hanya produk-produk asli daerah tersebut, tidak dicampur dengan daerah lainnya.

Sumber : RADAR TEGAL SABTU, 26 OKTOBER 2019

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *